BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam
dunia perekonomian banyak sekali istilah-istilah ekonomi, salah satunya adalah
inflasi. Pengertian dan definisi inflasi
harus diketahui secara pasti agar dapat memahami gejolak harga yang terjadi di
pasar dapat digolongkan ke dalam inflasi atau bukan. Agar dapat digolongkan ke
dalam inflasi atau bukan, banyak yang perlu diketahui, seperti jenis-jenis
inflasi, faktor penyebabnya, dan dampak dari inflasi. Dari situ, dapat kita
ambil sebuah langkah cara untuk mengatasi inflasi dengan belajar dari contoh-contoh
kasus yang sudah ada.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Definisi dari inflasi
2.
Jenis-jenis, faktor-faktor penyebab, dampak, dan
cara mengatasi inflasi
3.
Kasus-kasus terjadinya inflasi
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui definisi atau pengertian dari inflasi
2.
Mengetahui jenis-jenis, faktor-faktor, penyebab,
dampak dan cara mengatasi inflasi
3.
Mengetahui contoh-contoh kasus saat terjadinya
inflasi
BAB II
KONSEP INFLASI
2.1 Definisi
Berikut
ini adalah beberapa definisi inflasi menurut para ahli dan definisi inflasi
secara umum.
2.1.1 Definisi Inflasi Menurut Para
Ahli
1.
Menurut Nopirin (1987:25)
Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus selama peride tertentu.
2.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)
Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara
umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang
dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Rate of inflation (year t) = Price
level (year t)- price level (year t-l) :Price level (year t-l)
3.
Menurut Winardi (1995 : 235)
Definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu periode di mana
kekuatan membeli kesatuan moneter turun. Inflasi (inflation) dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam
peredaran lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasa-jasa
yang ditawarkan. Hal ini seringkali didukung dengan kehilangan kepercayaan
masyarakat dalam negeri terhadap mata uang nasional yang kemudian menimbulkan
gejala yang meluas untuk menukar uang dengan barang-barang.
4.
Menurut Bodie dan Marcus (2001 : 331)
Definisi atau pengertian inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana
tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan : (3) Menurut
Weston dan Copeland (1998 : 250), definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi
yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau
dikendalikan lagi
2.1.2
Definisi
Inflasi Secara Umum
o
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
o
Inflasi (inflation)
merupakan suatu nilai dimana tingkat harga barang dan jasa secara umum
mengalami kenaikan disertai makin menurunnya daya beli masyarakat.
BAB III
TEORI INFLASI
3.1
Komponen
Inflasi
Ada
tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi,
Prathama dan Mandala (2001:203)
1.
Kenaikan harga
Harga
suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode
sebelumnya.
2.
Bersifat umum
Kenaikan
harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut
tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3.
Berlangsung terus menerus
Kenaikan
harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi
sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal
bulanan
3.2
Tingkat
inflasi
Kondisi
inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Merayap {Creeping
Inflation)
Laju
inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat
dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2.
Inflasi menengah {Galloping Inflation)
Ditandai
dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu
yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang artinya harga-harga
minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3.
Inflasi Tinggi {Hyper
Inflation)
Inflasi
yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan
nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah
mengalami defisit anggaran belanja.
Indikator
yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga
dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Inflasi
yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok
pengeluaran (berdasarkan The
Classification of Individual Consumption by Purpose - COICOP), yaitu :
1.
Kelompok Bahan Makanan
2.
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
3.
Kelompok Perumahan
4.
Kelompok Sandang
5.
Kelompok Kesehatan
6.
Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
7.
Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
Indikator
inflasi lainnya berdasarkan international best
practice antara lain:
1.
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga
Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi
antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya
dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
2.
Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan
pengukuran level harga barang akhir (final
goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator
PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas
dasar harga konstan.
3.3
Faktor –
faktor Penyebab Inflasi
Menurut
Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya inflasi:
a) DemandPull Inflation
ü Timbul
apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi
produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran
dan permintaan agregat.
ü Terjadi
akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan
memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
faktor produksi meningkat.
b) Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
ü Inflasi
yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan
penggunaan sumber daya yang kurang efektif.
ü Terjadi
akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Sedangkan
faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga
dipengaruhi oleh :
a)
Domestic Inflation
ü Tingkat
inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara umum
di dalam negeri.
ü Inflasi
yang berasal dari dalam negeri misalnya karena defisit anggaran belanja yang
dibiayai oleh pencetakan uang baru, panenan yang gagal dan sebagainya. Atau
dapat dikatakan karena adanya interaksi permintaan-penawaran di dalam negeri.
Dapat dikatakan bahwa kenaikan harga disebabkan karena adanya kejutan (shock)
dari dalam negeri, baik karena perilaku masyarakat maupun perilaku
pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang secara psikologis
berdampak inflatoar. Kenaikan harga terjadi secara absolute. Salah satu sumber inflasi ini adalah defisit anggaran
belanja pemerintah. Pencetakan uang untuk membiayai defisit anggaran tersebut
akan menyebabkan inflasi
b)
Imported Inflation
ü Tingkat
inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang import secara umum
ü Inflasi
yang berasal dari luar negeri yang merupakan faktor eksternal yang menjadi asal
dari terjadinya inflasi di sebuah negara. Faktor eksternal ini dapat dikatakan
sebagai imported inflation. Imported inflation adalah inflasi yang
terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri.
Kenaikan harga di dalam negeri terjadi karena dipengaruhi oleh kenaikan harga
dari luar negeri terutama barang-barang impor atau kenaikan bahan baku industri
yang masih belum dapat diproduksi di dalam negeri. Kenaikan harga barang impor,
yang merupakan salah satu komponen Indeks Harga Konsumen, akan meningkatkan
biaya produksi dan kemudian menyebabkan inflasi. Selain itu yang juga
menyebabkan imported inflation adalah perubahan nilai mata uang/kurs terhadap
mata uang asing.
Faktor
penyebab lainnya :
a.
Inflasi dapat terjadi ketika pemerintah mencetak
kelebihan uang untuk menangani krisis. Akibatnya, harga akhirnya meningkat pada
kecepatan yang sangat tinggi untuk bersaing dengan surplus mata uang.
b.
Penyebab umum lainnya dari inflasi adalah kenaikan
biaya produksi, yang menyebabkan kenaikan harga produk akhir.
c.
Inflasi juga bisa disebabkan oleh pemberi pinjaman
internasional dan hutang nasional. Negara meminjam uang, mereka harus berurusan
dengan kepentingan, yang pada akhirnya menyebabkan harga naik. Nilai tukar juga
dapat menyebabkan inflasi, karena pemerintah akan harus berurusan dengan
perbedaan dalam impor / tingkat ekspor.
d.
Perang pun juga sering menyebabkan inflasi, karena
pemerintah harus mengembalikan uang yang dihabiskan dan mengembalikan dana yang
dipinjam dari bank sentral. Perang sering mempengaruhi segala sesuatu dari
perdagangan internasional untuk biaya tenaga kerja untuk permintaan produk,
sehingga pada akhirnya selalu menghasilkan kenaikan harga.
e.
Meningkatnya Kegiatan Ekonomi
Meningkatnya
kegiatan ekonomi mendorong peningkatan permintaan agregat yang tidak diimbangi
dengan meningkatnya penawran agregat karena adanya kendala struktural
perekonmian.
f.
Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan
Kebijakan
pemerintah dalam menaikkan harga barang dan jasa seperti BBM, listrik, air
miinum dan rokok serta menaikkan upah minimum tenaga kerja swasta dan gaji
pegawai negeri diperkirakan memberikan tambahan inflasi IHK.
g.
Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Pengaruh
kuat depresiasi nilai tukar rupiah diketahui dari hasik penelitian bank
Indonesia, antara lain :
ü Perilaku
harga cenderung mudah meningkat karena pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah
ü Perilaku
harga cenderung sulit untuk turun apabila nilai tukar rupiah menguat
h.
Tingginya ekspektasi inflasi masyarakat
Tingginya
inflasi IHK tidak lepas dari pengaruh ekspektasi inflasi oleh produsen dan
pedagang serta konsumen.
3.4
Jenis-Jenis
Inflasi
Berikut
adalah rangkuman mengenai beberapa hal tentang inflasi yang dirangkum
pembahasan Sadono Sukirno(1998):
Jenis
inflasi dapat diklasifikasikan berdasarkan 2 pandangan yaitu:
a.
Berdasarkan atas besarnya tekanan
inflasi atau berdasarkan atas laju pertumbuhan inflasi,
maka inflasi dapat dibedakan atas:
ü Inflasi
ringan (creeping
inflation) di mana laju pertumbuhan inflasi adalah dibawah 10% per tahun.
ü Inflasi
sedang, di mana pertumbuhan inflasi antara 10% - 30% per
tahun.
ü Inflasi
berat (galloping inflation)
di mana laju pertumbuhan inflasi antara 30% - 100% per tahun.
ü Hiper
inflasi (run away inflation) di mana
laju pertumbuhan inflasi diatas 100% per tahun.
b. Berdasarkan
penyebab inflasi, maka inflasi dapat dibedakan atas:
ü Demand pull inflation, inflasi ini
terjadi apabila permintaan agregat lebih besar dari kemampuan untuk memproduksi
barang dan jasa secara menyeluruh. Hal ini terjadi misalnya dengan bertambahnya
pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan mencetak uang atau karena kenaikan
permintaan luar negeri.
ü Bottleneck inflation, inflasi
yang timbul akibat perubahan struktur permintaan. Dalam hal ini total
permintaan tidak berubah, yang berubah adalah struktur permintaan itu sendiri
yakni peralihan permintaan dari suatu barang kepada barang lain, sedangkan
barang yang diminta tersebut jumlahnya masih sedikit sehingga akan terjadi
persaingan sesama permintaan untuk merebut jumlah barang yang sedikit tersebut
sehingga tingkat harga umum akan naik.
ü Cost
push inflation, inflasi ini terjadi bukan karena kenaikan
permintaan akantetapi disebabkan oleh kenaikan harga faktor-faktor produksi.
ü Expectional
inflation, inflasi
yang disebabkan oleh upah dan harga yang naik akibat adanya dugaan bahwa
inflasi akan terus berlangsung.
ü Inertial
inflation, inflasi yang diakibatkan oleh para penentu
upah dan harga yang mengacu pada pesaingnya dan bersikap hati-hati dalam
mengurangi upah harga yang ditentukan. (h.302-307)
3.5
Dampak
Inflasi
Dampak
Positif :
ü Meningkatkan
pendapatan nasional
ü Membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
ü Bagi orang
yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam.
ü Bagi
produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha
besar).
Dampak
Negatif :
ü Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena
nilai mata uang semakin menurun.
ü Bagi kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman.
ü Berkurangnya investasi di suatu negara
ü Mendorong kenaikan suku bunga
ü Mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif
ü Kegagalan pelaksanaan pembangunan
ü Ketidakstabilan ekonomi
ü Defisit neraca pembayaran
ü Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
3.6
Cara
Mengatasi Inflasi
Salah satu sumber mngatakan beberapa cara ubtuk
mengatasi masalah inflasi tersebut. Diantaranya adalah :
1.
Kebijakan Moneter
·
Politik diskoto (Politik uang ketat)
Bank
menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Kebijakan
diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan
badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan
pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh
badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan
inflasi.
·
Politik pasar terbuka
Bank sentral menjual
obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat
dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan
jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju
inflasi dapat lebih rendah. Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan
menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan
bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit
oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi
tekanan inflasi.
·
Peningkatan cash
ratio
Kebijakan
persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada
bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank
sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar
dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk
menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang.
Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang
dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti
dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
2.
Kebijakan Fiskal
·
Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah,
sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
·
Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen
akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar
pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini
berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan
akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
3.
Kebijakan Non Moneter
·
Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil
produksinya.
Cara ini cukup efektif
mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak
seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat
prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan
bakar, produksi beras.
·
Menekan tingkat upah.
Tidak
lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak
sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat
meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap
barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
·
Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus
menetapkan harga maksimal.
·
Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
Dimaksudkan
agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah
dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian
harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak
baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka
distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan
pemerintah melalui Bulog atau KUD.
·
Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara
melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering berasal dari bahasa
Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
§ Penurunan
nilai uang
§ Pembekuan
sebagian simpanan pada bank-bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan
akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.
·
Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi.
Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan
bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang
di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
·
Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.
·
Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya
pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu
negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.
BAB IV
CONTOH PERMASALAHAN INFLASI
MONDAY, 02 JANUARY
2012 14:17
JAKARTA - Rendahnya tekanan Indeks Harga
Konsumen (IHK) alias inflasi tahunan 2011 di angka 3,79 persen, merupakan
pencapaian terbaik Indonesia pasca krisis moneter di 1998.
"(Inflasi 2011) pencapaian terbaik setelah krisis 1998, dan terjadi ketika pertumbuhan cukup tinggi pada (kisaran) kira-kira 6,5 persen," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bambang PS Brojonegoro, hari ini.
Menurutnya, paling tidak ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya tekanan inflasi pada 2011. Pertama, adalah kestabilan harga pangan yang tetap terjaga di 2011 lalu.
Selanjutnya, adalah keputusan pemerintah untuk tidak melakukan penyesuaian alias kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. "Serta inflasi inti yang terkendali," tukas dia.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka Indeks Harga Konsumsi (IHK) alias inflasi pada Desember 2011 berada di kisaran 0,57 persen. Sedangkan untuk inflasi tahun kalender (periode Januari sampai dengan Desember) inflasi berada di kisaran 3,79 persen, dan year on year (yoy) berada di kisaran 3,79 persen.
Pemerintah sendiri mematok target inflasi di kisaran 5,7 persen untuk 2011 ini, sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi akan berada di angka lima plus minus satu persen.
"(Inflasi 2011) pencapaian terbaik setelah krisis 1998, dan terjadi ketika pertumbuhan cukup tinggi pada (kisaran) kira-kira 6,5 persen," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bambang PS Brojonegoro, hari ini.
Menurutnya, paling tidak ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya tekanan inflasi pada 2011. Pertama, adalah kestabilan harga pangan yang tetap terjaga di 2011 lalu.
Selanjutnya, adalah keputusan pemerintah untuk tidak melakukan penyesuaian alias kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. "Serta inflasi inti yang terkendali," tukas dia.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka Indeks Harga Konsumsi (IHK) alias inflasi pada Desember 2011 berada di kisaran 0,57 persen. Sedangkan untuk inflasi tahun kalender (periode Januari sampai dengan Desember) inflasi berada di kisaran 3,79 persen, dan year on year (yoy) berada di kisaran 3,79 persen.
Pemerintah sendiri mematok target inflasi di kisaran 5,7 persen untuk 2011 ini, sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi akan berada di angka lima plus minus satu persen.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/inflasi-definisi-komponen-tingkat-dan.html diakses
tanggal 2 April 2012
http://id.shvoong.com/business-management/investing/2184085-pengertian-atau-definisi-inflasi/ diakses
tanggal 2 April 2012
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan-definisi-inflasi.html diakses
tanggal 2 April 2012
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Pengenalan+Inflasi/ diakses
tanggal 2 April 2012
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2106207-faktor-faktor-penyebab-inflasi/#ixzz1qqznJ0V0 diakses
tanggal 2 April 2012
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2268478-jenis-jenis-inflasi/#ixzz1qr3Ere2V diakses
tanggal 2 April 2012
http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=26744:jenis-jenis-inflasi&catid=166:mengenal-investasi&Itemid=206 diakses
tanggal 2 April 2012
http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=26744:jenis-jenis-inflasi&catid=166:mengenal-investasi&Itemid=206 diakses
tanggal 2 April 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi diakses
tanggal 2 April 2012
http://daneea.wordpress.com/2010/04/24/cara-mengatasi-terjadinya-inflasi/ diakses
tanggal 2 April 2012